Secanggih apapun sistem kendali (control system), itu hanya berkutat di bagian control setelah menerima menerima sinyal dari transmitter. Dalam hal pressure, controller tidak bisa “melihat” kondisi pressure pada proses tanpa bantuan pressure transmitter, dan transmitter tidak bisa merasakan pressure tanpa adanya penghubung antara proses dengan sensing port dari transmitter tersebut. Penghubung dimaksud, kebanyakan menggunakan stainless steel tubing. Mengapa tidak menggunakan pipa saja langsung? Stainless steel tubing dipilih karena kemudahannya untuk di instal, maintenance yang mudah, daya tahan yang bagus dan lain-lain.
Untuk menghasilkan kualitas sambungan tubing yang handal, baik secara safety, fungsi, accessibility, maintainability, estetika dan lifetime maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang bisa menunjangnya.
Dalam tulisan kali ini, TeknisiInstrument akan membahas secara pendahuluan saja, insya Allah ke depannya akan ditulis faktor-faktor atau hal-hal terkait.
Salah satu keunggulan tubing dibandingkan dengan pipa adalah, fleksibelitasnya yang sangat bagus, untuk membuat sambungan berbelok, tubing tidak memerlukan elbow atau additional fitting, cukup ditekuk dengan menggunakan bender.
Ukuran dan Kondisi
- Hand tube bender biasanya dipakai pada tubing ukuran ¼, 3/8, ½ (6,8,10,12mm)
- Ukuran ¾ biasanya sudah menggunakan ratchet type, karena memerlukan tenaga yang relatif besar.
- Ukuran 1” ke atas, biasanya menggunakan hydraulic bender atau electric bender.
- Tubing harus dalam keadaan tanpa cacat/gores.
Itu saja dulu sebagai pendahuluan, ke depannya insya Allah akan dibahas mengenai:
- Safety dalam instalasi tubing
- Pengukuran tubing
- Cara menggunakan bender (tangan)
- Troubleshooting sambungan tubing
- Hal-hal yang salah dalam instalasi tubing
- dan lain-lainnya.