Energi panas yang dihasilkan reaktor nuklir
- Pada semua pembangkit tenaga nuklir, proses utama dalam teras reaktor adalah konversi energi nuklir menjadi panas. Karena itu pada prinsipnya, semua reaktor nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan panas. Namun, secara praktis ada 2 kriteria yang menentukan yaitu temperatur panas yang dihasilkan (dari pendingin primer) dan tekanan uap yang dihasilkan Untuk efektifitas dari Energi Panas yang dihasilkan reaktor Nuklir.
- Berkenan dengan faktor yang pertama, reaktor berpendingin air (water - cooled reactor) memberikan panas sampai 300oC. Jenis reaktor ini termasuk Pressurized - Water Reactor (PWR), Boiling - Water Reactor (BWR), Pressurized Heavy - Water Reactor (PHWR) dan reaktor bermoderator grafit yang berpendingin air ringan (LWGR).
- Reaktor bermoderator air berat dan berpendingin organik (OCHWR) mencapai temperatur sekitar 400oC, sementara reaktor pembiak/ Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR) menghasilkan panas sampai dengan 540oC. Reaktor berpendingin gas mencapai temperatur yang lebih tinggi, sekitar 650oC untuk reaktor bermoderator grafit yang berpendingin gas maju dan reaktor bermoderator grafit yang berpendingin gas temperatur tinggi 950oC (HTGR). (Grafik 2)
- Selanjutnya di samping temperatur maksimum dari pendingin primer, pertimbangan penting yang lainnya adalah perbedaan temperatur di antara pendingin masuk dan pendingin ke luar.
- Tekanan dari uap yang dihasilkan adalah penting jika pada penggunaan dalam bidang enhanced oil recorvery:
kedalaman sumber minyak, tekanan uap injeksi yang lebih tinggi. Di
sini, jenis reaktor yang mempunyai pendingin primer selain air (OCHWR,
LMFBR, AGR dan HTGR) mempunyai keuntungan yang mana dengan mudah dapat
menghasilkan uap injeksi dengan tekanan yang lebih tinggi (sebagai
contoh, 10MPa) untuk kedalaman ladang minyak sekitar 500m. Untuk reaktor
berpendingin air, proses mencapai tekanan seperti ini akan membutuhkan
step tambahan yaitu kompresi uap.