Pemanfaatan Energi Panas - Coogeneration
- Pemanfaatan Energi Panas
- Di seluruh dunia, sekitar 30% dari total energi utama digunakan untuk menghasilkan listrik. Sebagian besar dari 70% sisanya digunakan baik untuk transportasi atau dikonversi menjdai air panas, uap dan panas. Hal ini menunjukkan bahwa pasaran non listrik terutama untuk air dan uap cukup besar.
- Dewasa ini energi nuklir digunakan untuk menghasilkan listrik pada lebih dari 24 negara. Sebanyak 423 pembangkit tenaga nuklir dengan total kapasitas sekitar 324 gigawatt listrik (GWe) sedang beroperasi dan sekitar 80 pembangkit tenaga nuklir dengan total kapasitas sekitar 80 GWe sedang dibangun, dan hanya sebagian kecil dari pembangkit tenaga nuklir sedang digunakan untuk memasok air panas dan uap. Total kapasitas dari pembangkit tanaga nuklir ini kurang dari 5 GW thermal (th) dan sedang dioperasikan pada beberapa negara yaitu Canada dan USSR.
- Ada beberapa alasan untuk membedakan listrik dan produksi panas dari energi nuklir. Keduanya termasuk pasaran kogenerasi yang terpisah, ukuran jaringan listrik, biaya yang rendah dari sumber energi pengganti untuk produksi panas dan biaya yang tinggi untuk transportasi dan distribusi.
- Untuk aplikasi-aplikasi panasnya, kebutuhan temperatur spesifik sangat bervariasi (Grafik 1). Kebutuhan temperatur spesifik mempunyai batasan mulai dari temperatur yang paling rendah yaitu sekitar temperatur kamar untuk aplikasi seperti air panas dan uap untuk agro industri, selanjutnya untuk pemanasan distrik dan desalinasi air laut, sampai dengan temperatur 1000oC berturut-turut yaitu uap proses dan panas untuk industri kimia dan uap injeksi bertekanan tinggi untuk enhanced oil recorvery, oil shale dan oil sand processing, proses pengilangan minyak dan produksi olefin dan pengilangan batubara dan lignite. Proses pemisahan air (water splitting) untuk produksi hidrogen adalah pada ujung yang paling atas.
- Panas dapat dipasok oleh uap sampai dengan temperatur sekitar 550 oC, di atas temperatur tersebut, kebutuhan-kebutuhan harus disediakan secara langsung oleh panas proses, karena tekanan uap menjadi lebih tinggi dari 550o C. Batas atasnya yaitu 1000oC untuk panas proses yang dipasok dari energi nuklir adalah diatur dengan dasar kekuatan jangka panjang dari material reaktor yang bersifat logam.
- Selain itu tentu ada proses industri dengan kebutuhan temperatur di atas 1000oC, sebagai contoh, produksi baja. Proses seperti ini dapat menggunakan energi nuklir lewat pembawa energi sekunder, seperti listrik, hidrogen dan gas sintetis.